Ada banyak yang terjadi di balik layar industri bunga sehingga dampaknya langsung terasa ke kantung Anda.
Kenapa sesuatu yang sebenarnya bisa langsung dipetik bisa bernilai sangat mahal?
Ada beberapa alasan: bunga begitu rapuh, sulit dirawat, cepat layu, susah tumbuh, seringnya diimpor dan bisa melalui berbagai benua dalam perjalannya dari ladang bunga sampai ke perangkai bunga.
Anda mungkin menggerutu akan betapa mahalnya buket bunga, tapi harga itu adalah nilai yang harus dibayar untuk sifat alamiah produk tersebut. seperti waktu dan uang yang dihabiskan oleh para petani untuk mengejar tenggang waktu hari-hari istimewa dan tekanan pada perangkai bunga untuk memenuhi permintaan, atau mereka akan merugi.
Hari Ibu dan Hari Valentine cenderung menjadi masa penjualan besar bunga, dan ini menekan para petani serta perangkai bunga untuk menyewa pekerja tambahan dan semakin meningkatkan harga bunga.
Tidak hanya Itu, terkadang diHari-hari besar lainya, sperti Imlek permintan akan rangkaian bunga segar bertambah, sehingga berpotensi naiknya harga bunga tersebut. karna dengan banyaknya permintaan dan stok yang sedikit, sangat berpengaruh dengan siklus jual beli antara perangkai dan petani bunga.
Bunga yang mekar sempurna sebenarnya sangat rapuh, baik dari sisi fisik atau perspektif bisnis.
Dan untuk bunga yang ditumbuhkan agar bisa memenuhi permintaan di hari-hari khusus, baik petani maupun perangkai bunga akan berhadapan dengan biaya tenaga kerja serta risiko keuangan yang lebih tinggi. Sebagian besar pendorongnya adalah banyak negara yang mengimpor bunga mereka.
Menurut penelitian dari Comtrade, bank data perdagangan internasional PBB, ekspor bunga potong dunia mencapai $8,48 miliar pada 2017, meningkat 46% dari 1995. (“Bunga potong” merujuk pada bunga yang ditampilkan dalam buket, seperti mawar, lili, tulip dan pansy.)
Belanda adalah salah satu eksportir utama, diikuti negara-negara berkembang seperti Kolombia, Ekuador, Kenya dan Ethiopia. Ekuador dan Kolombia mengekspor sebagian besar mawar dan anyelir pada 2018, Thailand unggul di perdagangan anggrek dan Kolombia mendominasi dengan lili dan krisan.
Importir utama hampir semuanya adalah negara maju, seperti AS, Jerman, Inggris, Belanda dan Rusia. Amy Stewart, penulis Flower Confidential, yang membahas tentang elemen di balik industri bunga, mengatakan bahwa hampir semua bunga yang dibeli di negara maju adalah produk impor.
“Bunga-bunga ini berpindah melintasi benua dan karena mudah layu, bunga-bunga ini harus dibekukan dalam perjalanan, dan ini mahal. Bagi perangkai bunga, ini bisa berisiko, karena mereka bisa memesan 10.000 tulip dengan harapan bisa menjualnya untuk satu tanggal di kalender, seperti Hari Ibu.” Tapi jika mereka tak menjual semuanya, maka sisanya akan cepat layu dan tak bernilai. Sebagian dari harga yang dibayar oleh konsumen adalah untuk resiko ini.
Tentu saja, memenuhi permintaan di tanggal-tanggal penting itu membutuhkan ketepatan dan kemampuan. Bunga harus ditanam dan tumbuh tanpa terkena penyakit atau jamur, yang bisa berpotensi menyebar ke seluruh tanaman.
Jeanie McKewan, yang sudah menjadi penanam bunga selama 13 tahun di negara bagian Illinois dan Wisconsin di AS, menyebut bahwa kerusakan akibat serangga merupakan tantangan besar, dan ada kebijakan “tanpa toleransi”.
“Lewat kewaspadaan dan penggunaan manajemen hama terintegrasi kami bisa menjaga tanaman bebas dari serangga,” katanya.
Setelah itu, bunga harus mekar sesuai jadwal. Untuk Hari Ibu internasional pada bulan Mei, bunga tulip yang ditanam pada Januari atau Februari harus mekar di awal Mei agar bisa dipetik dan dikirim.
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
*Pemesanan dapat langsung menghubungi kontak di bawah ini:
Belum ada komentar untuk Apa yang membuat bunga segar begitu mahal?